Kisah
Ande-Ande Lumut ini berasal dari Jawa Timur. Sebenarnya, Ande Ande Lumut adalah
nama samaran seorang pangeran yang bernama asli Panji Asmarabangun dari
Kerajaan Jenggala. Menurut cerita, Panji Asmarabangun melakukan penyamaran
karena ingin mencari istrinya yang telah
pergi meninggalkan istana. Mengapa istri Panji Asmarabangun pergi dari istana?
Lalu, berhasilkah Asmarabangun menemukan istrinya? Ikuti kisahnya dalam cerita
Ande Ande Lumut berikut ini.
***
A
|
lkisah, di daerah Jawa Timur,
berdirilah dua buah kerajaan kembar, yaitu Kerajaan Jenggala yang dipimpin oleh
Raja Jayengnegara dan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Raja Jayengrana.
Menurut cerita, dahulunya kedua kerajaan tersebut berada dalam satu wilayah
yang bernama Kahuripan. Sesuai dengan pesan Airlangga sebelum meninggal, kedua
kerajaan tersebut harus disatukan kembali melalui suatu ikatan pernikahan untuk
menghindari terjadinya peperangan di antara mereka.
Raja Jayengrana : Kanda, sesuai dengan pesan Almarhum Baginda
Raja Airlangga, kita harus segera
melakukan suatu ikatan pernikahan agar tidak terjadi peperangan.
Raja
Jayengnegara : Ya, Dinda. Bagaimana kalau anakku, Panji Asmarabangun kita nikahkan dengan putrimu,
Dewi Sekartaji. Bagaimana, setuju tidak?
Raja Jayengrana : Ya, aku setuju. Kapan kita laksanakan pesta
perkawinan mereka?
Raja
Jayengnegara : Minggu depan saja. Kanda rasa cocok.
Raja Jayengrana : Baiklah kalau begitu. Ayo permaisuriku, kita
persiapkan segala sesuatunya untuk pesta minggu depan.
Ratu Kediri : Ya, Kanda. Dinda akan mempersiapkan segala
sesuatunya.
Akhirnya pun Panji Asmarabangun dinikahkan dengan Dewi
Sekartaji. Pada suatu ketika, Kerajaan Jenggala tiba-tiba diserang oleh
kerajaan musuh.
Pengawal : Baginda Raja.. Baginda Raja..
Raja Jayengnegara : Ada apa pengawal? Kok sampe ngos-ngosan begitu?
Abis dikejar setan ya?
Pengawal : Ampun, Baginda. Kami cuma ingin memberitahu.
Kerajaan musuh menyerang kita, baginda..
Raja
Jayengnegara : Apa?? Keterlaluan! Segera persiapkan pasukan
kita, dan mari kita bertempur!
Pengawal : Baik, Baginda.
Di saat pertempuran sengit
berlangsung, Dewi Sekartaji melarikan diri dan bersembunyi ke sebuah desa yang
jauh dari Jenggala. Untuk menjaga
keselamatan jiwanya, ia menyamar sebagai gadis kampung dan mengabdi pada
seorang janda kaya raya bernama Nyai Intan. Dan ia diberi nama Klenting Kuning.
Ia tinggal bersama ketiga putri Nyai Intan yaitu Klenting Merah, Klenting Ijo
dan Klenting Biru.
Sementara itu di pertempuran…
Panji Asmarabangun :
Ayo maju kalau berani..ayo!
Musuh : Sombong sekali kau! Hyatt….
Panji Asmarabangun :
Ayo, maju.. Masa baru segitu aja udah KO ?
Musuh : Seraaaaaang !!!
Panji Asmarabangun :
Wah, kalian ternyata tidak sehebat yang kukira. Payah !
Pemimpin
musuh : Eh, kok malah kabur…?? Ayo anak buahku, kita
tidak boleh kalah melawan mereka. Serbu sampai habis!
Panji Asmarabangun :
Gimana, masih berani??
Pemimpin musuh : Ka..ka..ka….kabuuuuuuuuuuuurrrrrrrrr !!!!
Setelah terjadi pertempuran yang
cukup seru, akhirnya Panji Asmarabangun bersama pasukannya berhasil memukul
mundur pasukan musuh.
Panji Asmarabangun :
Dinda Sekar, dimana kau, Dinda? Di sini nggak ada..di situ juga ngga
ada…
Panji Asmarabangun telah menyusuri seluruh istana
tapi Dewi Sekartaji tak kunjung ditemukan. Ia pun sangat sedih karena istrinya
telah pergi meninggalkan istana Jenggala dan tidak diketahui keberadaannya.
Panji Asmarabangun :
Pengawal…!!
Pengawal : Ampun, Pangeran. Ada apa gerangan Pangeran
memanggil hamba?
Panji Asmarabangun :
Kalian ku beri tugas untuk mencari istriku, Dewi Sekartaji. Kalian
mengerti?
Pengawal : Siap, mengerti.
Panji Asmarabangun :
Okelah kalo begitu, bubar jalan !
Pengawal : Satu, dua, satu, dua, tiga, satu, dua, satu…
Suatu sore, ketika Pangeran
sedang duduk di pendopo istana, datanglah seorang pengawalnya untuk
menyampaikan laporannya.
Pengawal : Ampun, Pangeran. Hamba menghadap. Hamba ingin
menyampaikan berita gembira untuk Pangeran.
Panji Asmarabangun : Apa istriku udah ketemu?
Pengawal 1 : Ketemu sih belum, Pangeran, tapi saya
menemukan seorang gadis yang mirip dengan istri Pangeran di sebuah dusun.
Pengawal 2 : Tapi kami ngga yakin, coz dia cuma cewe
kampung seorang pembantu yang kerja di rumah janda kaya.
Panji Asmarabangun : Baiklah, terimakasih, pengawal.
Mendengar laporan itu, sang
Pangeran pun memutuskan untuk menyamar menjadi seorang pangeran tampan yang
sedang mencari jodoh. Keesokan harinya, berangkatlah ia bersama beberapa orang
pengawalnya ke Desa Dadapan. Di desa itu, Panji
Asmarabangun menyamar sebagai Ande Ande Lumut dan tinggal di rumah
seorang janda tua bernama Mbok Rondo.
Panji Asmarabangun : Pengawal, aku akan mengadakan sayembara untuk
mencari jodoh untukku. Segera sebarkan ke pelosok desa. Jangan lupa, gpl, ga
pake lama ya..
Pengawal : Sipp boss..
Pengumuman sayembara mencari
jodoh itu segera disebarkan ke seluruh pelosok desa. Dalam waktu singkat,
berita tentang pelaksanaan sayembara itu tersebar hingga ke desa seberang, desa
tempat tinggal Klenting Kuning.
Nyai Intan : (duduk dan memakai kipas) Aduh, panas banget
sich.. Klenting Kuning..Kuning..ambilkan es untukku !!! Cepat dong…
Klenting Kuning : Iya bu sebentar.. (membawa gelas) Ini bu
esnya…
Nyai Intan : Lama banget…ngapain aja kamu? Tidur
ya…bermalas-malasan ya…
Klenting Kuning : Ngga kok, saya kan sibuk di dapur, katanya
mau makan ayam goreng? Nah, itu lagi saya masakin…
Nyai Intan : Alahhh..alasan aja kamu..(jalan
mondar-mandir) Anak-anakku yang cantik itu dimana? Mana mereka kok tidak
kelihatan batang hidungnya? Biasanya mereka jam segini udah berdandan dengan
cantik. Siapa tau ada pangeran tampan yang meminang mereka???
Tiba-tiba datang 2 orang membawa selebaran dari Pangeran Ande Ande
Lumut.
Pengawal 1 : Pengumuman –pengumuman !
Pengawal 2 : Ada jejaka mencari calon isteri..
Pengawal 1 : Wah.. sepi gak ada orang ..kita pulang aja
yo..
Nyai Intan : (maju mendekat) siapa kamu??
Klenting Biru : Aduh mbok..ini kan pengawal kerajaan..
Pengawal 2 : Ya betul..
Klenting Merah : Ngomong-ngomong, ada apa kalian kemari ?
Pengawal 2 : Begini, Pangeran Ande Ande Lumut sedang
mencari calon isteri.. nah, ini undangannya..datang ya.. saya yakin salahsatu
di antara kalian pasti bisa mencuri hati pangeran…
Pengawal 1 : Kalo ga jadi sama pangeran ya sama saya
aja..hehe..
Klenting all : Hu..sory lah yauw..ngaca donk!
Klenting Kuning : Pak pengawal, semua putri boleh ikut kan?
Pengawal 1 : Iya boleh..kenapa? Kamu mau ikut juga?
Nyai Intan : Oh ngga..dia ngga akan ikut..dia harus jaga
rumah, bersih-bersih, masak, cuci, pokoknya harus di rumah.. gak ada acara
ikut-ikut segala..
Klenting Kuning : Hah..kok..
Nyai Intan : Eit, ga boleh protes..
Klenting Merah : Iya..maunya ikut-ikut terus..Mendingan
sekarang kamu cuci dandang kotor ini di sungai ! Dan jangan kembali sampai
dandang itu mengkilat seperti baru.. Ayo cepet !!
Klenting Kuning lalu pergi ke
sungai untuk mencuci dandang yang kotor dan berkerak itu. Wajahnya sedih lalu
menangis. Namun, tiba-tiba muncul cahaya kemilau disusul datangnya seekor
bangau sakti. Klenting Kuning terkejut.
Klenting Kuning : Hey..siapa kau?
Bangau Sakti : Jangan takut, Klenting Kuning. Perkenalkan,
aku Bangau Sakti. Sepertinya kau ada masalah, apa benar?
Klenting Kuning : Ya. Aku harus mencuci dandang ini hingga
mengkilat seperti baru, padahal aku ingin pergi ke Desa Dadapan menemui Kanda
Ande Ande Lumut. Dia pasti sudah mencariku kemana-mana.
Bangau Sakti : Oh ya? Wah, simbok benar-benar keterlaluan.
Hmm..daripada susah-susah kaya gini, sini biar aku yang kerjakan semua. Sim
alakasim..semua sudah bersih..taraaaa…
Klenting Kuning : Wahh..semua bersih dan rapi. Kamu hebat,
Bangau Sakti. Kalo gitu aku pergi sekarang ke Desa Dadapan.
Bangau Sakti : Eh, tunggu dulu.. jangan pergi dulu. Nih aku
kasih lidi.
Klenting Kuning : Untuk apa?
Bangau Sakti : Ah, sudahlah. Pokoknya, gunakan lidi ini saat
kamu benar-benar membutuhkannya. Ok?
Klenting Kuning : Ok deh. Terima kasih ya, Bangau Sakti !
Sebuah sungai tempat Yuyu Kangkang berkuasa.
Jalan satu-satunya untuk menuju Desa Dadapan. Siapapun yang lewat harus
memberikan imbalan. Lalu muncullah Klenting Merah, Klenting Ijo, Klenting Biru
dan Nyai Intan.
Klenting Biru : Aduh, bagaimana ini, kak. Kita tidak bisa
melewati sungai ini.
Klenting Merah : Iya. Ngga mungkin aku berenang ke seberang.
Bisa-bisa bedakku luntur dan badanku basah semua.
Yuyu Kangkang : Wah, wah, wah..hai, gadis-gadis cantik, mau
kemana nih?
Klenting Ijo : Kita mau ke seberang nich. Mau ngga bantuin
kita?
Yuyu Kangkang : Weleh weleh..ok, ok..kalian akan ku
seberangkan.
Klenting Merah : Ya udah, ayo kita nyebrang. Aku udah ngga
sabar pengen cepet-cepet disunting Ande Ande Lumut. Hai Yuyu, cepat seberangkan
kami !
Yuyu Kangkang : Eit, tunggu dulu ! Sebagai gantinya, kalian
harus memberiku sesuatu.
Klenting Biru : Sesuatu? Apa itu?
Yuyu Kangkang : Ngga susah kok. Aku cuma butuh sebuah ciuman.
Mereka tampak terkejut. Mereka
pun berunding sementara Yuyu Kangkang membayangkan upah yang akan ia terima.
Klenting Ijo : Gimana nich kak? Masa makhluk jelek kaya gitu
kita kasih cium. Biarpun sekali tapi kan…iiiih !
Klenting Merah : Iya sih. Tapi kalo ngga, kita ngga akan bisa
ketemu Ande Ande Lumut. Gimana ya?? Hmm, ya udahlah, kita bayar aja upahnya.
Toh, Ande Ande Lumut juga ngga akan ngerti.
Klenting Biru : Bener juga, ya. Ya udah dech. Yang penting
kita bisa sampe ke tempat Ande Ande Lumut.
Yuyu Kangkang : Gimana, gadis cantik?
Klenting Merah : Ya udah, kita mau dech.
Yuyu Kangkang : Hehehehehe …ayo kita nyebrang..
Yuyu Kangkang pun menyeberangkan
mereka ke seberang sungai. Tudak lama kemudian, Klenting Kuning juga tiba di
tepi sungai.
Klenting Kuning : Sungai segini lebar dan dalamnya? Gimana aku
mau nyebrang? Ngga ada rakit ataupun jembatan. Apa mungkin aku bisa ketemu sama
Ande Ande Lumut? Hai yuyu, apakah kau penjaga sungai ini?
Yuyu Kangkang : Betul, betul, betul…Akulah Yuyu Kangkang
penjaga sungai ini. (Wah, ini sih cuma gadis jelek, kumal, bau lagi..)
Klenting Kuning : Kamu mau ngga, nolongin aku untuk menyeberangi
sungai ini?
Yuyu Kangkang : Boleh aja, tapi kau harus bayar 2 keti.
Klenting Kuning : Aduh, aku lagi sakit kanker nich.
Yuyu Kangkang : Wah, kanker??
Klenting Kuning : Iya, kantong kering maksudnya..
Yuyu Kangkang : Udah ku duga. Hmm..kalo gitu,kau boleh ku
sebrangkan. Tapi, sebagai gantinya kau harus menciumku.
Klenting
Kuning : Apa?! Upah macam apa itu?! Aku tak sudi
memberimu ciuman!
Yuyu
Kangkang : Ya udah. Nyebrang aja sendiri. Toh, Ande Ande
Lumut ngga akan mau gadis jelek dan bau kayak kamu. Yang cantik aja udah banyak
yang ditolak.
Klenting
Kuning : Aduh, bagaimana ini? Oh iya, lidi ! Hai Yuyu
Kangkang, terimalah ini !
Klenting
Kuning memukulkan lidi ke air sungai. Seketika air sungai menyusut hingga sama
sekali kering. Klenting Kuning berjalan dengan santai menyeberangi sungai.
Yuyu Kangkang : Ampuun, gadis sakti ! Aku bisa mati kalau tak
ada air..Kasihanilah aku…
Klenting
Kuning : Itulah akibat dari perilakumu selama ini.
Senja hari nanti, air sungai akan
kembali melimpah jika kau berjanji akan menolong ora ng dengan tulus
ikhlas dan tidak menuruti nafsu serakahmu.
Yuyu
Kangkang : Baiklah, aku janji. Terimakasih, gadis sakti.
Klenting Merah, Klenting
Ijo, Klenting Biru dan Nyai Intan akhirnya sampai di rumah Mbok Rondo
Dadapan tempat Ande Ande Lumut tinggal. Mbok Rondo menerima beberapa orang
gadis, tapi Ande Ande Lumut selalu menolak gadis-gadis itu. Lalu, masuklah Klenting Merah, Klenting Ijo, Klenting Biru
dan Nyai Intan.
Mbok Rondo : Selamat datang di rumah kami..
Klenting Merah : Mbok, dimana Pangeran Ande Ande Lumut? Kenapa
tidak menemui kami?
Klenting Ijo : Iya, kami para klenting sudah terkenal akan
kecantikan kami. Kami yakin bahwa Pangeran Ande Ande Lumut pasti akan suka pada
kami.
Mbok Rondo :
Aduh…sabar..sabar dong..
Ande Ande Lumut :
Aku disini
Klenting Biru : Wah, Pangeran Ande Ande Lumut..Pilihlah aku
sebagai istrimu, aku terkenal cantik dan pandai menari lho..
Ande Ande Lumut :
Ya, aku tau. Tapi aku ngga suka sama kamu..
Klenting Merah : Kalo aku, aku juga cantik dan seksi lho. Aku
juga pandai bernyanyi.
Ande Ande Lumut :
Yah, kamu tuh emang cantik..tapi aku juga ngga suka sama kamu.
Klenting Ijo : Gimana kalo aku aja? Aku beda ama
kakak-kakakku. Aku adalah klenting yang paling cantik.
Ande Ande Lumut :
Walaupun kamu cantik, kamu itu bukan tipeku.
Nyai Intan :
Ampun, Pangeran! Hamba mohon, terimalah salahsatu putriku ini! Kurang
apalagi sih mereka? Ah, kalo begitu apakah Pangeran suka tipe cewek yang lebih
tua? Gimana kalo sama aku aja Pangeran?
Ande Ande Lumut :
Aduh..bukan begitu..
Klenting Merah : Ah, dasar sombong. Aku pengen liat, gadis
kaya apa sich yang dia tunggu. Pasti
ngga lebih baik dari kami.
Klenting Biru : Iya. Seantero negeri ini hanya kami gadis
yang paling cantik. Gadis-gadis lain pasti dibawah kami.
Tiba-tiba muncullah Klenting Kuning. Semua
menengok ke arahnya, terkejut dan terdiam sejenak, kemudian dengan ekspresi masing-masing
menyepelekannya.
Klenting Kuning : Halo, permisi..apakah saya bisa bertemu
dengan Ande Ande Lumut?
Nyai Intan :
Lho, Kuning..kamu ngapain ke sini. Pulang sana! Kamu punya banyak
kerjaan yang harus diselesaikan. Awas kalo belum beres semua.
Klenting Biru : Ah..kamu..suasana jadi kacau kalo kamu
dateng.
Klenting Merah : Pulang aja sana! Kamu ngga pantes disini!
Klenting Kuning : Tapi kan ngga ada yang nglarang
saya..Siapapun boleh ikut kan?
Klenting Ijo : Alah….pake njawab segala lagi…Kamu yah…
Ande Ande Lumut :
Hey,hey,hey, sudah, sudah, berhenti ! Kamu..siapa namamu??
Klenting Kuning : Saya Klenting Kuning.
Ande Ande Lumut :
Mbok..putri ini menarik hati, dia juga cantik. Inilah gadis pilihanku,
Mbok.
Klenting Kuning : Horeee..
Mbok Rondo :
Anakku, apa kau tidak salah pilih?
Klenting Ijo : Hah?? Kuning yang dia pilih? Tidak masuk
akal..
Nyai Intan : Kenapa Pangeran lebih memilih gadis jelek ini
daripada ketiga putriku yang cantik dan menarik ini?
Ande Ande Lumut :
Simbok, aku tidak salah pilih. Yang terpenting, dia bukan sisa Yuyu
Kangkang. Ketahuilah, Nyai Intan, aku tidak memilih seorangpun dari putrimu,
karena mereka bekas si Yuyu Kangkang.
Aku memilihnya karena dia lulus ujian, yaitu menolak untuk mencium Yuyu
Kangkang. Ketahuilah, aku sebenarnya adalah Pangeran Panji Asmarabangun dari
Kerajaan Jenggala.
Klenting Kuning : Apa, Pangeran? Pangeran adalah Pangeran
Panji?
Ande Ande Lumut :
Ya, benar. Ada apa?
Klenting Kuning : Aku adalah Dewi Sekartaji, istrimu.
Ande Ande Lumut :
Oh, benarkah??
Kemudian,
Panji Asmarabangun membawa Dewi
Sekartaji beserta Mbok Rondo Dadapan ke istana Jenggala.
Panji Asmarabangun : Ayahanda, aku pulang !!
Raja Jayengnegara :
Oh, putraku tercinta..
Ratu Jayengnegara :
Putraku sayang..Dewi Sekartaji, akhirnya kau kembali juga..
Dewi Sekartaji : Iya, Ibunda..
Raja Jayengnegara :
Siapa itu, Panji?
Panji Asmarabangun : Oh ya..Ini Mbok Rondo Dadapan yang selama ini
membantu Dinda mencari Dewi Sekartaji.
Ratu Jayengnegara :
Terimakasih ya, Mbok..
Mbok Rondo :
Sama-sama Baginda..
Raja Jayengnegara :
Nah, setelah bertahun-tahun kalian terpisah, akhirnya kalian bertemu
kembali. Semoga kalian hidup bahagia ya, Panji, Sekar..
Panji + Sekar : Ya, Ayahanda..Terimakasih.
Akhirnya,
sepasang suami istri yang saling
mencintai itu pun bersatu kembali dan hidup bahagia.
Demikianlah
cerita Ande Ande Lumut dari daerah Kediri, Jawa Timur. Cerita tersebut
tergolong dongeng yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan
pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain :
1. Janganlah
menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan
2. Kesetiaan
harus senantiasa dijaga agar tercipta hubungan yang harmonis dan bahagia dalam
kehidupan rumah tangga
3. Janganlah
melihat seseorang dari luarnya, tapi lihatlah hati dan jiwanya. Sungguhpun dari
luar ia tampak buruk rupa, namun kemurnian pekertinya, ketulusan hatinya, dan
kesucian jiwanya membuatnya lebih berharga di mata orang yang melihatnya.
Ande Ande Lumut diperankan oleh Ilham
Ramadhan
Dewi Sekartaji diperankan oleh Atri
Dyah Utami
Klenting Kuning diperankan oleh Tri
Utami Nurhidayati
Nyai Intan diperankan oleh Rahmawati Dewi
Klenting Merah diperankan oleh
Yulia Enita
Klenting Ijo diperankan oleh
Andri Septi Utami
Klenting Biru diperankan oleh
Amalia Sari
Raja Jayengnegara diperankan
oleh Abrahm Lazuardhi
Raja Jayengrana diperankan oleh Elys
Kunto Raharjo
Ratu Jayengrana diperankan oleh
Siska Yulianasari
Mbok Rondo Dadapan diperankan
oleh Endah Muawanah Nurcahyani
Bangau Sakti diperankan oleh
Naufal Banyu Argani
Yuyu Kangkang diperankan oleh
Ade Amelz Farisi
Pengawal 1 diperankan oleh Fahri Achmadi
Pengawal 2 diperankan oleh Agus Rahmanto
Musuh diperankan oleh Nurdin
Septyana, Firman Haryanto, dan M. Alvin Rivandi Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar